Era Digital Marketing saat ini didominasi oleh model Web2, di mana raksasa teknologi (seperti Google, Meta, dan Amazon) bertindak sebagai perantara, mengumpulkan, menyimpan, dan memonetisasi data pengguna secara terpusat. Namun, dengan semakin matangnya teknologi blockchain, pergeseran menuju Web3 atau Decentralized Web membawa ancaman dan peluang besar bagi marketer di seluruh dunia. Inti dari pergeseran ini adalah desentralisasi data: mengembalikan kepemilikan data kepada pengguna.
Krisis Kepercayaan dan Era Privacy-First
Pendorong utama desentralisasi data adalah krisis kepercayaan yang mendalam terhadap perusahaan teknologi besar. Skandal privasi, penyalahgunaan data, dan praktik pelacakan yang invasif telah mendorong konsumen dan regulator (seperti GDPR di Eropa) menuntut transparansi dan kontrol yang lebih besar.
Dalam Web3, pengguna tidak lagi hanya menjadi produk. Identitas digital mereka melekat pada dompet kripto (wallet) yang dikendalikan penuh oleh mereka (self-sovereign identity). Data interaksi, riwayat transaksi, dan preferensi tidak disimpan di server perusahaan, tetapi dicatat secara transparan dan terenkripsi pada blockchain atau sistem penyimpanan terdesentralisasi. Bagi marketer, ini berarti model targeting yang mengandalkan third-party cookies dan data agregat yang dibeli akan segera usang.
Akhir dari Third-Party Cookies dan Targeting Massal
Keputusan Apple dan Google untuk menghentikan dukungan third-party cookies adalah lonceng kematian bagi targeting massal tradisional. Di Web3, marketer tidak bisa lagi “mengintip” data pribadi pengguna. Mereka harus beralih dari model interruptive marketing (iklan yang mengganggu) ke model permission-based marketing (pemasaran berbasis izin) dan value-exchange (pertukaran nilai).
Mempersiapkan diri menghadapi Web3 berarti marketer harus:
-
Berfokus pada First-Party Data: Mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data langsung dari pelanggan melalui interaksi di properti milik mereka sendiri (aplikasi, website).
-
Menciptakan Value untuk Data: Marketer harus menawarkan imbalan nyata—seperti token kripto, akses eksklusif (token-gated content), atau diskon—kepada pengguna yang secara sukarela berbagi data mereka.
Peluang Baru: Identitas dan Komunitas On-Chain
Meskipun menghilangkan cookies, desentralisasi data membuka saluran marketing baru yang lebih terpercaya dan berkualitas:
-
Targeting Berbasis Perilaku On-Chain: Marketer dapat mengidentifikasi prospek berdasarkan history dompet kripto mereka, seperti kepemilikan NFT tertentu, partisipasi dalam DAO, atau jenis aset yang mereka pegang. Ini memungkinkan targeting yang lebih presisi berdasarkan minat dan investasi finansial yang terverifikasi, bukan sekadar asumsi demografi.
-
Token-Gated Communities: Marketer dapat membangun komunitas yang sangat loyal dan eksklusif di mana akses dijamin melalui kepemilikan token. Ini mengubah pelanggan menjadi pemangku kepentingan dan brand advocate (penganjur merek), yang merupakan bentuk marketing paling efektif.
Singkatnya, desentralisasi data di Web3 memaksa marketer untuk mengalihkan fokus dari kuantitas data yang terpusat ke kualitas dan kepercayaan. Keberhasilan di masa depan akan ditentukan oleh kemampuan merek untuk menghormati privasi, menawarkan nilai tukar yang adil untuk data, dan membangun hubungan langsung dengan konsumen melalui teknologi blockchain.
Tingkatkan Bisnis Anda dengan Website Profesional